10 Spesies Burung Penyanyi Baru Ditemui di Indonesia

Sekelompok ilmuwan yang dipandu Frank Rheindt dari Kementerian Sains Hayati di Universitas Nasional Singapore sukses menciptakan 5 spesies serta 5 subspesies songbird ataupun burung penyanyi baru. Ekspedisi dicoba dengan menjelajahi 3 pulau terpencil di Indonesia, ialah Pulau Taliabu, Pulau Peleng, serta Pulau Batudaka, di lepas tepi laut timur Sulawesi.

“ Aku sangat kaget,” tutur Rheindt, semacam dikutip Newsweek.“ Sejarah temuan spesies- spesies burung baru sepanjang 50 tahun ini mengarahkan kita kalau walaupun tentu terdapat beberapa spesies yang belum diketahui di luar situ, ialah perihal sangat jarang kala menciptakan sebagian di antara mereka di satu tempat. Jadi ini perihal yang sangat tidak biasa.”

Dalam kurun waktu lebih dari 100 tahun, baru kali ini periset menciptakan spesies burung penyanyi baru di ketiga kawasan tersebut. Para ilmuwan menyebut ketiga pulau bagaikan“ dunia yang lenyap di Wallacea”. Istilah ini termotivasi lautan dalam yang mengelilingi pulau- pulau itu.

10 Spesies Burung Penyanyi Baru Ditemui di Indonesia


“ Isolasi ini menjadikan mereka( ketiga pulau) kandidat yang menjanjikan buat menampuk spesies endemik yang tidak dipecah dengan tempat lain di Bumi,” ucap Rheindt.“ Pulau- pulau ini pula tercantum di antara pulau- pulau yang sangat tidak sering didatangi oleh para kolektor memiliki pada abad ke- 19 serta dini abad ke- 20. Menampilkan kalau spesies- spesies yang belum diketahui masih hidup di mari.”

Alfred Russel Wallace, misalnya, pakar hayati berkebangsaan Inggris ini sempat mendatangi 3 pulau tersebut, tetapi bukan buat waktu yang lama.

Ada pula riset terkini ini dicoba sepanjang 6 minggu. Periset mencatat spesies burung baru yang ditemui dinamai Taliabu Myzomela, Togian Jungle- flycatcher, keduanya mempunyai bulu bercorak terang. Tidak hanya itu, terdapat Taliabu Leaf- Warbler serta Taliabu Grasshopher Warbler, dengan corak bulu yang tidak sangat bermacam- macam, tetapi malah jadi kesukaan Rheindt.

“ Kecil, cokelat, serta tidak menarik untuk orang awam. Karakteristik sangat menonjol dari burung ini merupakan vokalisasi semacam jangkrik,” ucap Rheidnt.

Dalam hasil riset yang diterbitkan dalam harian Science, regu periset berkata banyak dari spesies baru yang ditemui terancam kehabisan habitat, baik sebab aspek manusia ataupun area.

“ Sebagian dari mereka betul- betul berjuang. Seluruh pulau yang kami kunjungi sudah hadapi kehabisan habitat yang besar. Taliabu-- pulau utama-- telah ditebang berulang kali oleh industri penebangan di dataran rendah, serta sebagian penebang menembus sampai dekat 1. 000 m,” tulis periset dalam makalah.

Tidak hanya itu, beberapa titik di dataran besar Taliabu pula pernah dilanda kebakaran hebat dalam sebagian dekade terakhir. Penduduk desa setempat pula memberi tahu permasalahan kekeringan panjang yang diiringi kebakaran lahan sudah mengganggu sebagian zona yang jadi habitat spesies burung ini.

" Kekeringan, kebakaran, serta temperatur pemanasan di masa depan hendak menimbulkan terus menjadi sedikit habitat yang sesuai buat burung- burung ini. Salah satunya, Taliabu Grasshopher Warbler, telah sangat terancam sebab memerlukan tipe hutan kecil di dataran yang sangat besar yang mana distribusinya sangat terbatas saat ini," lanjut periset.

Para ilmuwan berkata, temuan spesies baru ini mempunyai implikasi besar untuk konservasi. Tanpa aksi konservasi jangka panjang yang menekan, hingga sebagian spesies baru bisa jadi tidak hendak bertahan hidup sehabis sebagian dekade.

Ilmuwan Jonathan Kennedy serta Jon Fjeldsa, yang tidak ikut serta dalam riset ini berkata, penemuan tersebut menyoroti gimana kita berisiko kehabisan banyak keanekaragaman biologi apalagi saat sebelum pernah ditemui.

" Tanpa mengenali berapa banyak spesies di dunia, serta distribusinya, uraian kita tentang gimana proses ekologis serta evolusi menciptakan keanekaragaman kehidupan di Bumi belum lah lengkap, menghalangi keahlian kita buat sukses mempertahankan keanekaragaman biologi di masa depan," tulis mereka.

Buat berikutnya, Rheindt serta regu berencana buat melanjutkan eksplorasi di Indonesia serta tengah menyusun rencana ekspedisi selanjutnya. Tidak hanya itu, dia pula berharap pakar hayati lain dapat berpartisipasi mencari spesies baru di pulau- pulau terpencil ini.